Sabtu, 22 Juni 2013

My Friend Told Me About This : "Perjodohan Bukanlah Solusi Tunggal"

Berawal dari pembicaraan para wanita2 yang mikirnya terlalu kemana2.. haha... Her name is Kiki, she said "perjodohan itu bukanlah suatu solusi tunggal, tetapi merupakan himpunan." Aku dan teman2ku lainnya, Anne, Indri, Anita, Mutiara, Rini, Fitria kemudian mulai pasang telinga dengan seksama. Well, kata2 yang keluar dari pemudi mantan olimpiade matematika yang kini sedang bekerja di sebuah perusahaan di Singapura ini, ga bisa dianggap main2.

Oke, kita mulai dari sebuah ayat Quran "wanita yang baik hanya untuk laki2 yang baik". Lalu bagaimana dengan isu jumlah wanita lebih banyak daripada laki2? Atau bagaimana kasus poligami? Orang yang mati muda lalu tidak sempat menikah? Orang yang suami/istrinya meninggal lalu ia menikah lagi? Bahkan, bagaimana dengan sepasang gay, apakah jodohnya adalah sepasang lesbi? Bagaimana pula dengan "jodoh di akhirat"?

Akhirnya, terciptalah persamaan baru. Bahwa yang namanya jodoh, itu bukanlah solusi tunggal, tetapi sebuah himpunan. Bisa saja berupa irisan, union, atau bahkan diluar diagram venn tersebut. Bahwa ada manusia yang bertemu jodohnya sekali, lebih, atau tidak bertemu sama sekali (di dunia). Dan mungkin saja jodoh A dengan jodoh B adalah orang yang sama (beririsan). Atau jodoh A = B, tetapi jodoh B tidak sama dengan A. Logika matematikanya mungkin seperti itu.

Karena, pernah baca dari status seseorang, nama jodoh kita tidak ditulis sejak kita lahir. Kalau berdasarkan ayat Quran diatas, bisa saja ketika kita buruk, jodoh kita adalah si A yang buruk, dan ketika kita insaf jadi baik, jodoh kita ganti jadi si B yang baik.


Hal ini mungkin sama dengan persamaan y=mx+c. Jadi kalo misalnya kita adalah x, dan pasangan kita adalah y, maka itu yang sering disebut pasangan adalah sekufu dengan kita.

Perumpamaan dari temanku itu, jika kita X, suami kita Y. Awalnya Y itu orang biasa. Trus setelah menikah, dia jadi bintang FTV, jadi ganteng, terkenal, mapan. Nah, untuk menjaga "kepantasan" (seperti kata Mario Teguh katanya), maka X harus tetap berada pada bilangan yang sesuai agar y selalu = mx+c. Jika tidak sesuai, disitulah bisa terjadi keretakan dalam rumah tangga, bahkan "berganti jodoh". Nah, pernah denger kan, ketika ada yang bercerai trus ada yang bilang "mereka sudah tidak berjodoh lagi".

Bahkan Rini menimpali, dosennya pernah mengatakan bahwa ada paper yang judulnya "Mathematics of Marriage". Wah, jangan2 teori2 ini ada pendukungnya. Hahaha...

Sekian sharing dari saya, katanya Kiki ntar mau publish versi lengkapnya. Let's wait, hahaha....