Senin, 07 Juli 2014

Jembatan Ampera dan Jembatan Barelang

Sekalian nyeritain salah satu kisah perjalanan dinasku, kami berempat ditugaskan buat training lapangan di Prabumulih, Sumatera Selatan. Tanggal 17 Februari 2014, sebelum menuju Prabumulih, kami mampir dulu ke landmark-nya Palembang, yaitu Jembatan Ampera.

Jembatan Ampera ini ternyata sejarahnya hampir mirip Terusan Suez yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah (loh salah ya? haha...) Jembatan ini dibangun karena keinginan rakyat untuk menghubungkan Seberang Ulu (selatan) dan Seberang Ilir (utara) yang terpisahkan oleh Sungai Musi.

Trus cita2 yang udah sejak lama ini baru terwujudkan pada zaman Bung Karno, oleh karena itu awalnya jembatan ini mau dinamakan Jembatan Bung Karno, tetapi pada akhirnya jembatan ini disebut Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Lengkapnya bisa dibaca di :
http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Ampera

Nah, landmark lainnya yang aku kunjungi adalah Jembatan Barelang yang ada di Batam. Waktu itu ceritanya aku, Mama dan adekku mengunjungi rumah abangku di Batam pas liburan natal. (Cerita liburannya next time ya, hehe..)

Batam adalah salah satu pulau di Kepulauan Riau, dan di sekitarnya banyak pulau2 lainnya, seperti Pulau Bintan. Nah, jembatan Barelang ini ceritanya menghubungkan pulau BAtam -  REmpang - gaLANG sepanjang 54 km. Jembatan ini terdiri atas 6 jembatan, dibangun selama 6 tahun dengan dana 400 M, tanpa melibatkan insinyur asing.

Waktu itu aku mungkin hanya melewati Jembatan I saja. Bersama keluargaku dan orang tua dari istri abangku, kami foto2 di sekitar jembatan dan makan jagung bakar. 

Dilihat dari keindahan jembatannya, jembatan ini dijadikan obyek wisata bagi turis lokal dan asing. Apalagi turis2 yang menyebrang dari Singapur ke Batam, pasti akan menyempatkan untuk mampir di Barelang Bridge.

Sebelumnya, aku sempat juga menyinggung Jembatan Siti Nurbaya yang ada di Padang.

Walaupun bukan dinobatkan sebagai landmark kota Padang, jembatan Siti Nurbaya juga merupakan obyek wisata yang dinikmati, apalagi masih tergolong baru. 

See? Tiap jembatan punya cerita. Tiap pembangunan infrastruktur, pasti memiliki tujuan dan makna. Jadi, kalau anda jalan2, jangan lupa temukan sesuatu dibalik tempat yang anda kunjungi, agar perjalanan menjadi lebih kekal dalam ingatan.





Taman Safari Night




Jalan-jalan kosan. Begitulah ceritanya, ini piknik perdana setelah 4 bulan aku ngekos di Jl. Banjarsari 6 No. 6 Fatmawati, bersama 6 teman lainnya. Mereka adalah Anne (temen SMP-ku, dan yang mengijinkan aku jadi penghuni gelap di kosan ini sebelum aku bener2 ngekos disini), terus Kate dan Ipit yang juga temen seangkatan waktu di ITB, trus Kak Echa yang di sebelah kamar Anne, trus Galuh anak angkatan 2008, dan juga Kak Mita (yang kemaren bareng ke Kiluan juga) yang baru ngekos 2 bulan. 

Kami berangkat dari kosan jam 1 siang tanggal 5 Juli 2014, rental mobil Ertiga merah milik Mas Wowok, temen kantorku. Lalu setelah ritual ambil duit, beli makanan buat buka di Boloo2, trus beli snack2 di Alfamart, jam 2 kami baru take-off melewati JORR ke Jagorawi, sampai jam 4 tiba di Cimory Riverside, Puncak. Disana kami shalat Ashar trus belanja-belanji oleh2 dari Cimory, termasuk produk barunya yaitu Chocomory yang mahal beut. Foto2 narsis, jam 5 kami melanjutkan perjalanan ke Taman Safari. Karena gerbang untuk Safari Malam baru buka jam 18.30, jadi kami ngabuburit, buka puasa plus shalat maghrib dulu di mushala deket gerbang. 

Tepat jam 18.30, mobil2 sudah antri buat masuk gerbang Taman Safari. Dengan HTM Rp. 140.000 per orang dan Rp. 10.000 per mobil (kalo siang mungkin tarifnya cuma Rp. 85.000), kami masuk dan parkir di dekat wahana2 sekitar Taman Safari. Setelah registrasi ulang, kami dapet stiker gelang dan urutan antrian 573 buat menaiki kendaraan khusus buat safari keliling kebun binatang bersama 100 orang lainnya.

Pukul 19.30, kami pun memulai perjalanan mengitari Taman Safari, mengunjungi kandang demi kandang, mulai dari herbivora sampai karnivora. Menemui binatang2 langka seperti kuda nil, badak, unta bahkan yang punuknya 2, zebra, llama, sampai ke puma, cheetah, beruang madu, gorila, dll.

Selang 1 jam perjalanan, kami di-drop di kawasan Baby Zoo buat mengunjungi dan foto2 dengan baby singa, orangutan, ular, dan harimau. Alhamdulillah aku dapet foto ama Jenny, si orangutan, walau Jenny udah dalam keadaan mengantuk banget. Kalo mau foto sama orangutan, bayar dulu Rp. 20.000 per orang. Trus kalo fotonya bukan pake kamera sendiri alias kamera dari petugas, bayar lagi Rp. 60.000 per orang. Buat yang mau foto ama singa, ular dan harimau tarifnya lebih murah, yaitu Rp. 15.000 per orang.

Puas liat2 binatang, kami melanjutkan dengan naik wahana. Yang pertama naik kincir raksasa, trus naik Moco alias rumah hantu 3D, trus naik Boom Boom Car, trus nonton pertunjukan Night Safari yang tentang hewan2 (ini anjing2nya super lucu), trus nonton pertunjukan akrobatik (fire dance-nya ngeriii, mana lumayan dapet 1 kenalan akrobat yang udah ngegangguin kami sejak pertunjukan Night Safari, haha..), trus naik sejenis ontang-anting gitu. Capek sudah, hari sudah menunjukkan pukul 11.30 malam.

Kami pun menyelesaikan tur Taman Safari Night kami, dan melanjutkan perjalanan ke Mesjid Atta'awun buat shalat Isya dan tarwih. Dalam perjalanan, hampir setiap 5 meter pemandangannya adalah mas2 dengan jaket dan kupluk, dengan palang "Villa dan Kamar disewakan", trus senternya digoyang2. Baru kali itulah aku tau di Puncak banyak sekali "hotel melati ++" yang mulai aktif di malam hari. 

Karena sudah capek (dan emang dari awal niatnya nginep di mesjid, haha...) kami bertujuh pun tidur mengenakan mukena diatas sajadah yang ada. Walau dingin, masuk angin, tanpa jaket tebal, alhamdulillah cewek2 perkasa ini ga ada yang protes untuk 3 jam memejamkan mata. 

Jam 3 kami bangun lalu turun ke bawah mesjid buat makan sahur. Lumayan di Mesjid Atta'awun banyak penjual makanan, mulai dari nasi rames, soto, popmie, sekoteng, jagung bakar, dll. Setelah lanjut shalat subuh, kami pun menyelesaikan perjalanan kami dan kembali pulang.

Pukul 7 pagi kami sampai di rumah Mas Wowok sekaligus minta anterin pulang balik dulu ke Fatmawati (dan disini sedikit ceng2in si mas ama salah satu anggota kosan kami, haha...)

Setelah bongkar muatan dikosan, tepat jam 9 kosan pun hening. Semuanya pada tidur, wkwk... Hari Minggu tanggal 6 Juli ini kami habiskan dengan istirahat total. Yang penting perjalanan menyenangkan, dan temen2 sekosan ini makin akrab :)





Selasa, 01 Juli 2014

Trip To Pulau Harapan

Next trip in this year, adalah bareng temen2 kantor yang juga bawa "temen"nya, hehe.. Agenda kita yaitu ke salah satu pulau di Kepulauan Seribu, yang kabarnya pulau ini tempat berharap, karena namanya Pulau Harapan tanggal 21-22  Juni 2014.

Kami mulai perjalanan dari kosan menuju  Muara Angke pagi2, lalu langsung melanjutkan perjalanan menggunakan kapal (yang amat sangat padat) selama 3 jam perjalanan menuju Pulau Harapan. Pulau ini cukup kota lah, penghuninya banyak, rumahnya bagus dilengkapi AC. Ada sejenis alun2 juga, dan di dermaga banyak kapal2 kecil yang membawa wisata ke pulau2.

Aku kesini bersama 10 orang lainnya. 6 orang diantaranya adalah teman kantorku, yaitu Mbak Erhan, Galih (selaku ketua rombongan), Hanif, Panji, Robi, Ophi, dan teman2 mereka yaitu Ayu, Magna, Nurul, Linda. Pasca tiba di pulau, istirahat di penginapan, kami langsung melanjutkan perjalanan keliling pulau.

Dengan menggunakan kapal kecil, kami mulai ke Pulau Perak untuk snorkeling, foto2 under water. Karang2nya berwarna-warni, dangkal, aku sih lebih puas snorkeling disini ketimbang di Belitung. haha... liat ikan2 kecil warna-warni, wuah amazing banget laah..

Setelah puas snorkeling (walo sebenernya belum puas2 banget sih) kami lanjut ke Pulau Dolphin, foto2 narsis, pake tongsis, pake fish-eye lah.. yang jelas seru abis jalan2 sama anak2 muda ini. wkwk.. (berasa tua gue). Dan dimana2 ya, kalo maen di pantai harus waspada ama bulu babi (sea urchin), karena di tempat yang dangkal, ada juga yang ketusuk bulu babi.

Next, kami ke Pulau Macan, disana foto2 bentar, dan kebetulan ada yang jualan Pop Mie n gorengan, kami pun makan2 dulu buat ngilangin laper habis maen air. Sampe akhirnya jam 5 sore kami pulang ke Pulau Harapan, sunset di perjalanan. Lumayan bisa foto2 siluet pas lagi sunset.

Malemnya, ceritanya mau barbeque. Ga taunya, ikan2nya udah dibakarin, tinggal dimakan. Dengan 11 pasang tangan, ikan bakar itu kami comot2, yang penting enak, ikan fresh dari laut, kenyang, apalagi sambil dangdutan. Bawa pulang lagu Siti Badriah - Suamiku Kawin Lagi buat oleh2 perjalanan. Wkwk..

Esok harinya, males banget rasanya bangun pagi. Karena aku ngerasa agak pegel kalo ga jalan, pagi itu sekitar jam setengah 6 aku keluar penginapan sendirian, niatnya jalan2 sambil cuci mata (siapa tau nemu pria dewasa di pagi hari, haha..). Ngeliat masih bisa dapet sunrise, aku langsung ngedeketin spot yang bagus buat motoin matahari yang diam2 mau muncul. Lumayan dapet foto bagus buat dipamerin.

Siangnya kami liat2 penangkaran penyu sisik yang lokasinya ga jauh dari penginapan. Udah puas liat 2 penyu dewasa plus puluhan penyu unyu2, kami liat spot bagus di depan penangkaran buat foto2. Setelah puas foto2, jam 11 kami harus packing n ke dermaga dan siap buat perjalanan pulang.

Pulangnya, sekali lagi 3 jam terombang-ambing di lautan, sampai akhirnya tiba di Muara Angke. Naik kapalnya penuh perjuangan, bro! Mumpung di Jakarta Utara, kami makan siang (late lunch ceritanya) di Pluit Village sampai maghrib tiba. Baru deh habis maghrib pulang, nyampe kosan masing2 n hibernasi karena besoknya masuk kerja.

Ini juga pengalaman yang luar biasa, trip dengan orang2 terdekatmu dalam grup kecil. Banyak cerita2 lucu, banyak tingkah yang aneh2, apalagi sama cowok2 muda (a.k.a brondong) yang udah kayak adek sendiri. haha... Inilah enaknya punya temen2 kantor yang umurnya hampir sepantaran. Jiwa petualangnya masih ada, bisa diajak susah2 alias traveling minimalis, trus bisa diajak ngegila tanpa jaim, dan hikmahnya lagi bagi para cowok ini, mereka punya kenalan2 cewek yang baru :)

Fyi, kami berangkat dengan jasa trip www.enjoypulauharapan.com dengan biaya Rp. 330.000 untuk paket 2D1N.

Tiap traveling pasti punya cerita. Ayo bro, kemana lagi kita? Hehehe...





Trip to Teluk Kiluan

Nah, kali ini aku bakal cerita tentang wisata lumba-lumba. Berhubung aku dah mulai sejahtera (fufufu....) jadi sekarang keinginanku adalah traveling, minimal 2x setahun.

Agenda perdana di 2014, kebetulan tanggal merah di hari Jumat, aku dan teman2 menuju Teluk Kiluan, Lampung pada tanggal 18-20 April 2014. Kami berlima berangkat, aku, Indri (temen SMA-ku), Ipit (temen kosanku), Joli dan Kak Mita (temen sekantornya Ipit). Dan kami berlima ceritanya cewek2 single yang satu almamater.
 
Perjalanan ngeteng kami dimulai dari naik Koantas Bima 509 dari kosan di Fatmawati hari Jumat jam 7 malam ke Kampung Rambutan. Lalu dilanjutkan naik bus Primajasa ke Merak. Meeting point grup open trip kami adalah di Merak. Dipimpin oleh Rani, dan Bang Fuad sebagai team leader kami, jam 12 malam kami mulai berlayar menggunakan ferry dari Merak menuju Bakauheni. Setelah mendarat jam 4 pagi, kami disambut dengan 6 mobil ELF untuk 70 peserta open trip, yang siap membawa kami ke Teluk Kiluan. Meskipun sempat mengalami mogok, kami tetap melanjutkan perjalanan, sampai akhirnya tiba di homestay Teluk Kiluan pukul 2 siang.

Homestay kami berupa 1 rumah bambu dengan 2 kamar, di depannya langsung berhadapan dengan lautan. Tiap kamar diisi 10 orang. Siang setelah sampai, kami langsung beberes2, dan berwisata ke Pantai Laguna, di sebelah homestay. Antara naik bukit atau ke pantai, batu2 di Pantai Laguna cukup menantang untuk ditanjak.

Malam harinya, kami makan malam di homestay sambil berkenalan dengan teman satu tim, 20 orang. Banyak cerita disini... ihiy..

Esok harinya, inilah agenda utama kami. Yaitu mengunjungi lumba-lumba di Samudera Hindia. Dengan mengendarai jukung (sampan untuk 3-5 orang, yang ada "sayap"nya), sekitar 1.5 jam kami terombang-ambing di lautan demi lumba2. Lumayan bisa lihat kawanan lumba2 yang berenang, sekitar setengah jam, kami kembali ke arah daratan. Sebelum kembali ke homestay, kami mampir dulu untuk foto2 di Pulau Kelapa. Disinilah kami merasakan keakraban orang2 yang baru kenal 1-2 hari ini. hahaha...

Sorenya kami menuju Bandar Lampung, beli oleh2 keripik pisang dan makan Bakso Sony yang enaaaak sekali. Malemnya, sekitar jam 10 malem, kami baru berlayar lagi dari Bakauheni ke Merak. Jam 5 pagi nyampe kosan, dan aku tidur seharian, haha...

Yang kerennya adalah, pasca liburan ini. Aku berangkat berlima ke Teluk Kiluan, tapi pulang2 kami punya banyak teman baru, punya grup baru, lingkungan baru. Rasanya.... nagih!! Pengen open trip lagi. Hehehe...

Fyi, jalan2 open trip ini aku pakenya Rani Journey, dengan biaya trip Rp. 575.000.


Trip To Belitung

Masih bertema gathering kantor, hanya saja kali ini ceritanya dari satu kesatuan divisi Geoscience, mulai dari orang lapangan, orang processing, marketing, finance, dll. Total 120 orang, kami menuju Belitung tanggal 6-8 Desember 2013.

Berangkat dini hari dari kantor, kami menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk keberangkatan menggunakan maskapai Sriwijaya dan Citilink jam 6 pagi. Tiba di Belitung 1 jam kemudian, kami melanjutkan dengan sarapan Mie Belitung, lalu menuju Belitung Timur, desanya Laskar Pelangi. Pagi itu, kami menuju replika SD Muhammadiyah Andong yang kita lihat di sinetron Laskar Pelangi. Pasca foto2 disitu, kami melanjutkan ke Sanggar Batik Simpor, yang kabarnya milik Ibundanya Ahok (mantan Bupati Belitung Timur). Kami hanya bisa window shopping saja, karena batiknya mahal :(

Siangnya, kami menghampiri Museum Andrea Hirata, sambil menunggu para pria shalat Jumat di Mesjid seberangnya. Setelah puas melihat2 karya2 penulis serial Laskar Pelangi, dan rasa lapar yang sudah terakumulasi, kami makan di restoran Fega, masih di desa Manggar.

Restoran ini bukan cuma sekedar restoran, langsung menghadap ke laut, jadi kami menghabiskan waktu untuk berfoto2 disana. Sorenya kami langsung kembali ke Belitung Barat, alias Tanjung Pandan untuk segera check-in di Hotel Grand Hatika.

Agenda malam hari adalah motivasi tentang sinergi dalam pekerjaan, guna makin men-solid-kan karyawan. But actually, aku kurang suka sama acara motivasinya. haha...

Besok paginya, kami melakukan aktivitas menyenangkan di pantai. Mulai dari team building  di Pantai Tanjung Tinggi (masih lokasi syutingnya Laskar Pelangi, yang banyak batunya itu). Setelah makan siang disana, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Lengkuas, untuk mengunjungi mercusuar dan snorkeling.

Menaiki perahu dengan kapasitas maksimum 20 orang, dengan ketersediaan life vest dan alat snorkeling yang cukup, roti2 buat disebar di laut biar ikan2nya ngumpul, sungguh sesuatu yang terbayarkan ke Pulau Lengkuas ini. Di Pulau ini, pemandangan dari atas mercusuarnya luar biasa.

Belum lagi dengan kehadiran burung2 dara di atas mercusuar, dan lihatlah  ke bawah, gradasi air laut dan pasir putihnya, ditemani batu2 putih yang berjajar, bukanlah pemandangan yang bisa dilihat di banyak tempat. Jadi,,,, belum ke Belitung kalau belum ke Pulau Lengkuas. Haha...

Siangnya kami snorkeling di sekitar pulau, dan sore harinya kami kembali ke hotel. Malamnya, ada acara gala dinner, dengan sedikit games meniru tarian, lalu dilanjutkan doorprize yang lumayan waah..

Karena masih kerasa kurang, aku dan beberapa teman pun melanjutkan 2 jam karaoke di hotel. Hihihi...

Esok paginya, kami bersiap2 pulang, mampir dulu di pusat oleh2 keluarga di Belitung. Aku beli banyak kerupuk, baju2, dan lain-lain biar bisa dibawa pulang ke Padang, sama dibagi2 ke teman2 arisan. Haha..

Belitung ini pengalaman berkesan juga buat aku, karena selain skalanya besar, hal yang paling mengesankan adalah pantai2nya yang indah. Seolah aku belum pernah ke tempat2 seperti ini.

Mudah2an bisa balik ke Belitung lagi, dengan orang yang berbeda :)



Trip to Kampung Sampireun

Kali ini, ceritanya adalah jalan-jalan alias gathering yang diadain di divisi kantorku. Tanggal 16-17 Februari 2013, kami berwisata di Kampung Sampireun, Garut.

Disini, agendanya hari pertama kami berangkat dari Jakarta-Garut sekitar 5 jam. Setelah foto2, kami menikmati suasana kamar yang tradisional, adem dan homey banget. Satu saung berisi 2 kamar, dan jika kita menghadap keluar, saung2 ini berada di tepi danau, di depan kamar langsung berhadapan dengan ikan2 mas, dan sampan2 yang bisa digunakan.

Siangnya kami memiliki agenda acara motivasi kerja, dan malamnya di ruangan yang sama, kami bermain games2 seru dan doorprize. Ada games mengingat kalimat berantai, tapi sebelumnya pasang headset dulu, atau tebak kata yang ada di atas kepala kita trus temen2 yang lain memberi gaya, ada juga melukis berantai, lalu mengepang rambut orang. Doorprize-nya walau kecil2an, tapi menyenangkan.

Setelah istirahat di malam hari, kami bangun pagi untuk jalan2 di sekitar Sampireun pakai baju seragam merah. Sepulang jalan2 dan lanjut sarapan pagi, kami pun mengadakan games lagi. Seperti angkat belut, berjalan di tali di dalam kolam, dan balap dayung sampan (ini nih yang paling seru).
Alhamdulillah semua orang senang, dan langsung kembali ke Jakarta dengan capek, tapi semangat lagi besoknya bekerja.

Kenangan yang manis buat aku, karena ini ceritanya aku masih dalam masa training, baru 3 bulan kerja, tapi udah diajak jalan2 buat gathering. Sekitar 70 peserta, disini aku ngerasa kekeluargaan di divisi kami. Yang tiap hari duduk berhadapan dengan komputer, kini bisa ngobrol dan kenal lebih jauh karena kegiatan senang2..


Trip To West Sumatera

Udah lama banget ga posting tentang jalan2. Maklum ga ada sinyal, haha.... Jadi ceritanya, 14-16 Januari 2013 aku liburan ke kampung halaman ama 2 temen geng waktu kuliah, yaitu Astrid n Rizka. Ceritanya kita dapet tiket promo Tiger 60ribu PP Jakarta-Padang (muree bingits).

Nih rute perjalanan kami seperti gambar di samping :
A. Bukittinggi
B. Payakumbuh
C. Painan

Nah, ini nih sedikit cerita perjalanan kami. Dimulai dari dijemput Mama Rizka di Bandara Internasional Minangkabau di Ketaping, Kabupaten Pariaman, kami langsung menikmati sarapan pagi Lontong Gulai Paku di RM. Puncak Kiambang di Pariaman. 

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke rumah Rizka di Bukittinggi, jalan-jalan di Jam Gadang, Ngarai Sianok, dan Lobang Jepang sambil menikmati Kerupuk Kuah dan Pisang Kapik. Sayangnya saat itu "Tembok Cina" di Ngarai Sianok belum rilis.

Kami paling lama menghabiskan waktu di Lobang Jepang. Gua artifisial milik Jepang itu cukup menyita tenaga untuk mengitarinya. Kemudian kami lanjutkan belanja pakaian khas Bukittinggi. Lumayan buat ponakan, hehe..

Setelah selesai perjalanan, kami pulang kembali untuk menginap di rumah Rizka dan menikmati Martabak Mesir (yang menurut aku belum ada tandingannya di tanah Jawa, haha..)

Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan ke Payakumbuh. Sebelumnya mampir dulu di rumah kakak iparku, tapi cuma sebentar. Lalu kami berwisata ke Ngalau Indah, gua alami yang masih banyak stalaktit stalagmit (astaga bener kah ini namanya? wkwk...). Setelah itu kami lanjut berwisata ke Lembah Arau (sorry lupa fotonya, hehe..)

Dari Payakumbuh, kami melanjutkan perjalanan ke Batusangkar, menghampiri Istana Pagaruyung yang terkenal itu, dan lanjut ke Batu Angkek2, batu mistis yang cukup terkenal. Batu ini konon, jika kita bisa mengangkatnya setelah kita mengajukan sebuah pertanyaan, itu artinya jawaban pertanyaan kita adalah "Ya". Dan... aku tidak berhasil mengangkatnya. Yah, saat itu pertanyaannya memang cukup berat dan kebetulan terbukti benar. Wkwk....

Malam kedua, Astrid menginap di rumahku di Padang, sementara Rizka menginap di kos mamanya di Padang. Malam itu sempat ke Pantai Padang dengan Astrid, tapi sebentar saja karena lumayan capek juga. 

Besoknya, adalah hari terakhir wisata kami. Kami berangkat ke Painan, menikmati indahnya Pantai Carocok. FYI, Padang-Painan sekitar 3 jam, sama saja dengan ke Bukitttinggi. Perjalanan cukup berbelok2, tapi akhirnya sampai juga ke pantai yang indah itu. Tak disangka di kampung halamanku, Sumatera Barat, ada pantai yang indah seperti ini. Menikmati pemandangan sebentar, kami lanjut ke Bukit Lengkisau untuk melihat Pantai Carocok dan lautannya dari atas. Keindahannya tak bisa lagi dibendung dengan kata-kata. Melepas lelah sejenak, makan siang di Bukit Lengkisau, kami langsung menuju Jembatan Akar, jembatan yang secara natural dibentuk oleh akar2 pohon, yang juga berada di Painan ke arah Pesisir Selatan. Di perjalanan, kami bisa melihat Air Terjun Bayangsani sebelum Jembatan Akar tersebut.

Agenda yang padat ya? Malamnya kami pulang ke Jakarta. Lumayan bisa memperkenalkan Astrid dengan wisata2 hebat di kampung halamanku dan Rizka. Tapiii ini masih belum semuanya. Masih banyak tempat2 di Sumatera Barat yang indah dan bahkan belum aku kunjungi.