5-11 Agustus
2015, berikut aku mau berbagi itinerary perjalanan aku dan teman-teman kosan
selama di Thailand. Terdiri dari Iktri (Teknik Geofisika 2006), Ipit (Farmasi
2006), Mita (Kimia 2003), Indri (Teknik Sipil 2006) dan Yana (Teknik Sipil
2008), 5 alumni ITB yang ngekos di kawasan Banjarsari dan Belakang Citos ini
beli tiket PP Jakarta-KL-Bangkok sejak bulan September 2014, mumpung promo Air
Asia. Kami dapet tiket Rp. 1.224.000, berdasarkan promo 0 rupiah dari Air Asia
pas malam itu.
Mendekati
keberangkatan, barulah kami rencanakan jalan-jalan kemananya. Hari Selasa aku
pun nitip menukarkan uang rupiah ke baht dengan nominal IDR 400 untuk THB 1.
Bermodalkan 3 juta alias THB 7500, aku berharap bisa pas selama disana. Rabu 5
Agustus 2015, perjalanan dimulai dari kosan, kemudian pesawat take-off jam
20.30 dari terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, jam 23.30 (waktu setempat) kami
pun tiba di Kuala Lumpur International Airport 2 buat transit. Tanpa
pengambilan bagasi karena semua koper masuk kabin, sambil menunggu next flight
ke Bangkok, kami istirahat sampai penerbangan selanjutnya pukul 06.00.
Istirahatnya bener2 istirahat lho.. Bermodalkan kain sarung, aku tidur di salah
satu pojokan di KLIA2 sampai harus naik ke pesawat selanjutnya.
Day 1
Pukul 08.00
kami tiba di Don Mueang International Airport di Bangkok. Hal pertama yang kami
lakukan adalah mengganti SIM card dengan produk setempat, TRUE, seharga 299
Baht untuk kuota 1.5 GB selama 7 hari. Hmm.. bingung sama transportasi di
Bangkok? Pas di informasi, segera aja minta brosur Bangkok yang isinya peta
lalu lintas angkutan umum di Bangkok. Setelah ambil peta, kami menaiki Bus A1
dari airport ke Mo Chit sejauh 16 km dengan harga 30 Baht. Setelah itu, kami
sambung dengan BTS Skytrain seharga 42 Baht menuju terminal Ekkamai sejauh 20
km dari Mo Chit. Setiba di Ekkamai pun kami singgah dulu makan KFC di Gateway,
mall dekat Ekkamai. Cukup dengan 69 Baht, menu KFC sini punya cita rasa yang
khas, ada bumbu-bumbu khas Thailand, seperti daun ketumbarnya, dan juga saos
sambel warna oranye yang langsung bikin kami bilang “wow” dan fix bakal cari
sambel ini.
Sekitar Pukul 12.00, kami pun berangkat dari Terminal Ekkamai
menuju Pattaya, sejauh 137 km, dengan tarif 119 Baht. Sesampainya di terminal
Pattaya pukul 14.30, kami langsung menaiki Songtaew alias Tuk tuk menuju hotel
kami di Pratamnak seharga 50 Baht. Akhirnya kami sampai di depan South Beach
Condominium, room 505. Tempatnya nyaman dan enak, dengan harga 2000 Baht per
malam, alias per orangnya cuma Rp. 160.000 per malam. Dengan tempat yang feels
like home dan dekat pantai ini, Pattaya jadi mengesankan.
Rute perjalanan dari airport ke Pattaya, dan dari hotel di Pattaya ke Walking Street |
Suasana di Terminal Ekkamai, karcis dan bus Bangkok - Pattaya, dan kenampakan Songtaew a.k.a Tuk Tuk di Pattaya |
Sedikit gambar di South Beach Condominium, tempat kami menginap |
Habis
beberes
di hotel, disini perjalanan kami dimulai. Makan seadanya yang ada di
7-eleven
demi menghindari pork and lard, trus beli buah aneh yang dalemnya
manggis,
luarnya sawo, entah apa namanya. Trus sunset di Pratamnak Beach, lanjut
malemnya liat Walking Street yang sering jadi buah bibir. Weits,
pantesan
banyak yang ngelarang kami jangan masuk Walking Street. Dengan modal
penasaran,
kami sih tetep masuk, dan ternyata emang itu adalah etalase maksiat di
Pattaya.
Yah mumpung cuma 2,5 km dari hotel, dan cuma 20 baht naik Songtaew a.k.a
Tuk Tuk, apa
salahnya sih melepas penasaran, hehe... Ohya, Songtaew itu mobil pick-up
yang diatasnya dikasih tempat duduk dan atap, jadi angkot tapi versi
outdoor lah.
Laper, kami pun beli Mango Sticky Rice
di Walking Street yang menurut kami paling enak daripada yang kami makan
lainnya. Trus, lanjut makan kebab di restoran Turki terdekat.
Pemandangan Pratamnak Beach dan Walking Street |
Day 2
Paginya kami
berangkat menuju Big Buddha atau yang disebut Wat Phra Kao Yai. Patung Buddha
yang gede dan diatas bukit ini cukup menarik dilihat dari hotel. Kami pun jalan
kaki kesana, mumpung cuma 1,4 km. Pendakiannya lumayan, nyampe atas bisa lihat
patung Dewi Kwan Yim, patung Kera Sakti dan kawan-kawan, dan patung-patung
lainnya. Nanjak sedikit lagi menuju Big Buddha... no, there’s a problem. Pintu
gerbangnya dijaga dua anjing yang selalu menggonggong kencang dan mengejar
kami. Mungkin karena kami jilbaban kah? Disitu banyak orang, tapi cuma kami
yang diserang. Walau dibantu oleh orang sekitar, akhirnya kami mengurungkan
niat menuju Big Buddha. Kami cuma lihat dari jauh, lalu kami berbalik,
melanjutkan ke perjalanan selanjutnya.
Wat Phra Kao Yai atau Big Buddha, cuma bisa liat patung Kera Sakti, ga nyampe Big Buddha-nya |
Selanjutnya
adalah ke sebelah Big Buddha, yaitu Pattaya Hill Top. Disana bisa lihat
pemandangan pantai Pattaya dari atas. Juga terdapat tugu Admiral Krom Luang
Jumborn Khet Udomsakdi yang merupakan pahlawan angkatan laut Thailand. Setelah
dari sana, kami pun melanjutkan perjalanan sejauh 33 km ke Silverlake dengan
menyewa Songtaew 140 Baht per orang. Wisata yang terkenal dengan kebun anggur,
grapejuice dan wine tasting gratis ini, lalu Giant Laser Buddha atau Khao Chi
Chan, menurut aku adalah wisata yang paling aku sukai di Thailand. Keliling
Silverlake sendiri menggunakan kendaraan khusus dengan tarif 100 baht per
orang, include jus anggur gratis. Kemudian kami berfoto di depan Laser Buddha.
Pemandangan Pattaya Hill Top dan Admiral kebanggan |
Silverlake alias kebun anggur, dan Giant Laser Buddha di sebelahnya |
Kemudian lanjut
perjalanan 17 km ke Mimosa, disini kami berpisah dengan Songtaew karena
driver-nya harus pulang. Biaya masuk Mimosa adalah 99 Baht, karena sebelumnya
kami beli online. Jika langsung beli di tempat, tarif untuk turis adalah 600
Baht. Jauh kan?
Pasca makan
siang di 7-eleven di pintu gerbang Mimosa, dan shalat di area Mimosa, kami
resmi memasuki Mimosa pukul 2 siang. Tak ada yang begitu spesial, mungkin es
kelapa seharga 40 Baht-nya boleh dicoba. Pemandangannya ya toko-toko aja. Habis
nge-degan, malah ngopi Ice-Americano 65 Baht di Mr. Coffee. Katanya sih, jam
15.00 ada pertunjukan. Entah cabaret show macam apa. Itulah yang bikin kami penasaran,
walo udah bosen, kami tetep nunggu jam 3. Daaan... ga taunya, cabaret show ini
dipersembahkan oleh para Lady Boy di Pattaya. Geli-geli dikit, tapi kami turut
menikmati acaranya. Di akhir acara, kami pun berfoto dengan salah satu Lady
Boy, dan ternyata ngajak foto itu ga gratis. Kami masing-masing harus bayar 20
Baht. Haha... Tapi yang jelas, bagi aku Mimosa itu paling mengesankan, ampe sekarang chant-nya bakal jadi theme song kami lah.
Mimosa... Mimosa.. Mimosa Mimosa Pattaya...
Indriii, Ipiiit, Kak Mitaaa, Yanaaa, masih ingat kan? Hahaha...
Yang bisa dinikmati di Mimosa. Modern view, coconut, coffee and lady boy's show. |
Foto dengan salah satu Lady Boy, yang ternyata sebagai cewek kami juga gemeteran, dan terjebak harus bayar 20 Baht per orang |
Sepulang dari
Mimosa, kami mampir dulu ke Mesjid Darul Ibadah, yang ga sengaja kami temukan
gara-gara aku kebelet pipis dan Songtaew berhenti di pertigaan. Setelah
istirahat sejenak di Rumah Allah, kami melanjutkan perjalanan sekitar 1 km ke
Pattaya Beach untuk menikmati sunset. Barulah setelah itu kami pulang kembali
ke hotel.
Masjid Darul Ibadah, mesjid di Pattaya. |
Pattaya Beach |
Day 3
Pagi-pagi kami
isi dengan istirahat dan packing. Ini
saatnya untuk check-out dan menuju Bangkok. Dengan sewa songtaew 60 Baht per
orang, kami pun berangkat ke terminal. Dengan harga yang sama dengan berangkat,
pukul 12.00 kami pun menaiki bus Pattaya-Bangkok seharga 119 Baht. Setiba di
terminal Ekkamai, kami cukup berjalan kaki sejauh 1 km ke hotel kami, The XP
Hotel. The XP Hotel ini cukup murah, kalo dihitung-hitung kami per orang per
hari sama dengan saat di Pattaya, yaitu 400 Baht per day atau Ro. 160.000. Beres
check-in dan istirahat sejenak di kamar 1005, kami pun menuju schedule
berikutnya, acara puncak dari trip Thailand ini, yaitu ke Chatuchak Weekend
Market, wkwk.. Cukup dengan BTS seharga 42 Baht Ekkamai – Mo Chit sejauh 20 km,
di hari Sabtu ini kami belanja super banyak di Chatuchak. Disana kita akan
menemukan barang-barang unik yang bisa dijadikan oleh-oleh. Harganya lebih
terjangkau daripada di Jakarta, dan barangnya pun etnis dan khas sana banget.
Ga bakal nyesel lah kalo beli.
Puas 2 jam
belanja, kami pun makan malam di Siam Paragon, kembali naik BTS Mo Chit – Siam
seharga 42 Baht sejauh 11 km. Disini kami berjumpa dengan teman-teman Kak Mita,
warga Thailand yang dulunya sama-sama kuliah doktoral di Toyota Institute of
Technology di Nagoya. Bersama 3 wanita cantik ini, kami makan di restoran
bernama Laem Cha-Reon Seafood dengan menu tom yam yang warnanya ga merah, trus
ditambah cumi kuah yang enak juga, kepiting saos telor asin, fish cake yang
dibikin kayak pergedel, ikan gurame goreng dan sayur kangkung. Kali ini
makan-makan disponsori oleh Pee Kaew, salah satu teman Kak Mita. Disana kalo
manggil kakak dengan panggilan “Pee”, sementara panggilan adek adalah “Nong”.
Setelah makan seafood enak ini, kami kembali ke hotel, kembali dengan BTS Siam
– Ekkamai seharga 37 Baht sejauh 9 km.
Atas : Pattaya menuju The XP Hotel Bangkok, cuma liatin nomer kamar aja, hehe.. Bawah : Menuju Siam Paragon dari Chatuchak Weekend Market, makan di Laem Cha-Reon bersama Pee Kaew, Pee Au dan Pee Nae. |
Day 4
Hari ini kami
cukup menikmati wisata Bangkok. Paginya kami berangkat dengan bus (seperti
Kopaja atau bus kota) nomor 48 AC, sejauh 15 km dari hotel dengan harga 17 Baht
saja. Kami menuju Wat Pho, salah satu candi yang cukup terkenal di Bangkok. Perbedaan candi di Thailand dibanding di
Indonesia adalah modelnya yang mirip dimanapun di Thailand, trus warnanya yang
cenderung warna-warni dan keemasan, sementara di negara kita cenderung seperti
apa adanya warna batu. Bermodal 100 Baht untuk masuk ke dalam kawasan Wat Pho,
kami berkeliling setiap rumah-rumah berisi patung Buddha, foto-foto di depan
stupa-stupa yang berbeda, trus gratis 1 botol air mineral.
Lokasi yang
dekat dengan Grand Palace, kami pun sempat menikmati pemandangan di Grand
Palace. Rencananya setelah ini kami mau lanjut belanja lagi di Chinatown. Sekitar
pukul 14.00, kami pun berjalan dari Grand Palace menuju Tha Chang, salah satu
halte Chao Phraya Express (transportasi sungai, a.k.a perahu) sejauh 1 km. Kami
akan melewati 3 halte menuju halte Rachawongse, menaiki perahu dengan bendera
oranye ini sejauh 2 km selama 15 menit dengan harga 15 Baht. Dari sini,
bermodalkan GPS, kami berjalan menuju Chinatown sejauh 600 m. Namun sayang
tidak ada yang menarik untuk dibeli. Alhasil, kami beristirahat sejenak di mall
Grand China. Salah sendiri gara-gara duduk di lantai, kami pun diusir security.
Haha..
Foto-foto di Wat Pho (kanan) dan Grand Palace (kiri) |
Sambil menunggu Chao Phraya Express (atas), dan melepas kepenatan sebentar di Grand China (bawah) yang bikin diusir ama security. Haha... |
Disini kami
harus berpisah dengan Kak Mita, beliau harus pulang duluan ke Jakarta karena
urusan mendadak. Kak Mita langsung ke bandara, sementara kami melanjutkan
perjalanan. Teringat belum makan siang, sekitar jam 15.30, kami berjalan sejauh
550 m menuju Mega Plaza, karena disitu ada McD. Dengan menu yang sedikit
berbeda dengan Jakarta, kami makan di McD, disini aku menghabiskan sekitar 69
Baht, shalat di restoran alias sambil duduk, kami pun melanjutkan perjalanan ke
target berikutnya.
Target kami
adalah menuju Thip Samai, restoran Pad Thai yang terkenalnya kemana-mana.
Sayang nih restoran baru buka jam 17.00. Selesai makan di McD, kami jalan lagi
menuju Thip Samai sejauh 850 m. Kalo dipikir-pikir, hari Minggu ini kami banyak
jalan kakinya. Haha... Sesampainya jam 16.30 di Thip Samai, kami termasuk
antrian 10 terdepan. Di belakang kami sudah banyaaak sekali yang mengantri.
Tepat waktu, kami cukup menikmati Superb Pad Thai seharga 90 Baht, dan tidak
lupa membeli jus jeruk yang pulpy banget, harganya 85 Baht. Harga yang murah
lho untuk sebuah resto terkenal dengan tempat yang nyaman. Ga bakal nemu di
Jakarta. Haha...
Pad Thai terkenal di Thip Samai. Kudu coba deh.. |
Setelah itu,
berjalan sedikit dari Thip Samai menuju halte, kami menaiki metromini nomor 8
ke dekat persimpangan seharga 9 Baht, lalu dilanjutkan dengan metromini nomor 2
seharga 6.5 Baht. Perjalanan sejauh 13 km ini kami tempuh hampir 1 jam, karena
kami melewati jalanan umum yang macetnya hampir mirip lah sama di Jakarta.
Day 5
Hari ini adalah
perjalanan terpenting buat aku, pagi-pagi kami naik bus 2 seharga 6.5 Baht
menuju Siam Center. Aku dan Ipit beli tiketnya secara online jauh hari sebelum
ke Thailand, biar dapet diskon 50%. Pasti udah pada pernah denger, Madame
Tussauds, manakin para selebritis atau politisi yang dibuat persis dengan
aslinya. Udah banyak sih cabangnya dimana-mana, tapi kalo yang di Thailand, ada
beberapa artis Thailand-nya kan, terutama Nichkhun 2PM dan Mario Maurer “Pee
Mak” yang cukup aku sukai. Haha... Harga aslinya adalah 850 Baht, karena kami
beli seminggu sebelumnya dengan kartu kredit di situs Madame Tussauds Bangkok,
kami cukup membayar 425 Baht. Disini ada Bung Karno lho. Ada Obama, artis
Hollywood seperti Nicholas Cage, Johnny Depp, Jolie-Pitt, dll dan juga penyanyi
seperti Katy Perry dan Taylor Swift. Ada juga selebritis Chinese seperti Jackie
Chan dan Jay Chou, atau tokoh legendaris seperti Beethoven, Einstein,
Pavarotti, dll. Tak lupa artis-artis Thailand yang banyak aku tak kenal. Ada
tokoh kartun juga kayak Doraemon dan Hello Kitty, atau atlet seperti Beckham,
Yao Ming, dll. Cukup puas lho berfoto-foto dengan mereka, walaupun palsu.
Hahaha....
Foto bareng Nichkhun 2PM dan Mario Maurer "Pee Mak" di Madame Tussauds Bangkok. Cuma pengen publish foto yang ini aja, haha.. |
Siangnya kami
meeting point di MBK sama Indri dan Yana. FYI, MBK-Siam Center itu
seberang-seberangan, bahkan ada connecting bridge, jalan kaki cuma 400 m.
Disini kami belanja snack buat oleh-oleh di Tops Market, lantai G. Aku belanja
kopi Khao-Song buat oleh-oleh di kantor. Ada juga beli saos sambel yang
warnanya agak oranye, sejak makan di KFC udah menarik hati kami lah. Trus juga
stik ikan yang cukup murah, dan yang paling penting beli Thai tea sachet,
hehe...
Selesai
belanja, kami pun makan di Yana Restaurant, restoran halal di lantai 5 MBK. Menunya
adalah resume makan-makan kami sebelumnya, yaitu Tom Yam dan Pad Thai. Rasanya
mungkin masih kalah dibanding yang kami makan sebelumnya, tapi restoran halal
ini cukup cozy, enak dan murah.
Tom Yam di Yana Restaurant, restoran halal di MBK. Lupa foto Pad Thai-nya saking lapernya.. |
Setelah makan,
kami kembali pulang menaiki BTS Siam – Ekkamai. Malamnya setelah maghrib, kami
menuju destinasi terakhir perjalanan kami, yaitu Asiatique. Lokasinya sekitar
13 km dari hotel. Dengan menggunakan BTS seharga 42 Baht, kami berangkat dari
Ekkamai – Siam yaitu jalur Shukumvit, lalu transit ke jalur Silom dari Siam
menuju Saphan Taksin. Dari stasiun Saphan Taksin ini, ada free shuttle boat ke
Asiatique, karena menuju kesana kita harus menyebrangi sungai Chao Phraya.
Sabar mengantri saja lah, meskipun ada speedboat, harganya cukup mahal. Cari
yang gratis saja lah.
Sesampai di
Asiatique, menikmati pemandangan saja sudah cukup. Bisa juga kalau mau
beli-beli snack atau barang-barang unik. Naik ferris wheel? Hmm... sayang euy
400 Baht, haha.. Paling kami jalan-jalan trus duduk sambil menikmati Mango
Sticky Rice dengan 3 warna ketan yang kami beli sebelumnya di Thong Lo. Setelah
itu kami kembali ke hotel, persiapan packing untuk balik besok.
Asiatique |
Day 6
Ini adalah hari
perjalanan pulang. Kami check-out hotel jam 9, trus belanja dulu di 7-eleven
buat bekal di bandara. Lalu kami berangkat dari Ekkamai-Mo Chit naik BTS,
lanjut Mo Chit- Don Mueang naik bus A1. Setibanya di bandara jam 11, kami
melakukan check-in di pesawat, trus makan siang hasil belanjaan di sevel yang
tak lain dan tak bukan adalah onigiri, menu favorit kami selama di Thailand,
haha... Pesawat kami take-off jam 13.30 menuju Kuala Lumpur.
Ki-ka : peta perjalanan hotel-airport, menu favorit di 7-eleven, kartu single trip BTS (bawahnya ada Mango Sticky Rice), dan contoh kuitansi bayar ongkos naik metromini-nya Bangkok. |
Setibanya di
KLIA2 jam 16.00, kami menghabiskan waktu dengan shalat, makan, shalat disana.
Mushalla di KLIA2 itu bagus banget, besar, mewah, terpisah cewek-cowok, dan
bahkan nyaman kalo mau tidur2an, hehe.. Makan pun kami di KFC, sungguh pecinta
fast food ya kami ini..
Pukul 21.30
pesawat kami take-off, pukul 23.30 kami
tiba di Jakarta. Setelah beres urusan imigrasi, ambil barang, naik taksi
pulang, akhirnya touch-down kosan jam 01.30. Haha... hanya beberapa jam menuju
jam ngantor. Hiks2...
Pengalaman yang
indah dan super, karena kami cewek-cewek pergi tanpa guide. Dan seminggu
kemudian kami mendengar kabar bahwa terjadi bom di Chit Lom, satu stasiun
sebelum Siam, daerah yang sering kami lewati. Sungguh beruntung kejadiannya
bukan pas kami disana, alhamdulillah yaaa..
Ohya, buat yang
perlu referensi, ini nih itinerary kami.
Dan kira-kira
beginilah budget secara umum :
Tiket pesawat Rp.
1.224.000
Airport tax & bagasi Rp. 450.000
Hotel Rp. 800.000
Transport & Entry Fee Rp. 864.000
Makan dan jajan Rp. 700.000
Taxi Soetta-kos PP Rp. 200.000
Total Rp.
4.238.000
Oleh2? Ehm, itu privacy ya..
Berangkat dengan 6000 Baht alias Rp. 2.400.000 di Thailand exclude biaya tiket,
airport tax dan hotel, itu sudah cukup lho, asal beli oleh-olehnya tau diri
aja. Hehe..
Yang udah punya rencana ke
Thailand, silakan segera direalisasikan. Ga mahal kok, dan ga mesti pake tour
guide. Aku aja ngerasa kalo balik lagi kesana sendiri juga bisa. Bahkan aku
berminat menetap disana.
Have fun and enjoy your trip!