Sabtu, 05 Maret 2011

Gempa Kobe 1995


Salah satu gempa yang merusak dalam catatan sejarah adalah gempa yang terjadi di Kobe, Jepang. Gempa ini terjadi pada tanggal 16 Januari 1995 pukul 20:46 (GMT) atau 17 Januari 1995 pukul 05:46 (JST). Meskipun magnitudonya hanya 6.8 SR, namun gempa ini berlokasi di kedalaman 18 km di barat daya kota Kobe, tepatnya di Selat Akashi yang memisahkan pulau Honshu dan pulau Shikoku (Awaji Island). Korban yang tercatat USGS antara lain 5502 kematian dan 36.896 luka2. Banyaknya korban juga disebabkan oleh terjadinya pemadaman listrik, semburan api dan air serta tekanan bangunan terhadap tanah.
Jepang merupakan wilayah pertemuan tiga lempeng, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Laut Filipina dan lempeng Pasifik. Gempa Kobe sendiri terjadi akibat penunjaman lempeng Laut Filipina terhadap lempeng Eurasia (Palung Nankai). Sesar yang bergerak akibat gempa tersebut adalah sesar Nojima (Awaji Island), yang menunjukkan pergerakan geser ke kanan (right-lateral strike-slip) sepanjang 9 km dengan besar pergeseran 1,2 - 1,5 m. 
Kemudian, batuan yang berada di bawah permukaan daerah sekitar Kobe merupakan sedimen aluvial yang mengandung fluida. Meskipun bangunan di Jepang sudah memenuhi standar Building Code, namun akibat batuan bawah tanahnya yang lunak, bangunan2 di Jepang mengalami keruntuhan akibat likuifaksi (infiltrasi cairan dalam tanah sehingga menyebabkan batuan menjadi lunak, sehingga fondasi bangunan tidak kuat menopang, akibatnya batuan tertarik ke dalam tanah).

Menurut paper yang dibuat oleh Zhao et al yang dimuat jurnal Science Tomography of the Source Area of the 1995 Kobe Earthquake : Evidence for Fluid at the Hypocenter, lokasi hiposenter gempa ini sendiri berada pada wilayah yang mengandung fluid.

Misal dari cross section disamping, dari seismisitas yang diperoleh dari mainshock dan aftershock mulai dari magnitudo 1.5 dari sesar Nojima hingga sesar Suwayama. Poisson' ratio (rasio gelombang P dan S yang menunjukkan batuan semakin rigid apabila angka Poisson' ratio nya makin kecil) berwarna kuning menunjukkan harga yang semakin besar. Lokasi sekitar hiposenter (bintang) menunjukkan angka Poisson' ratio yang besar, artinya bahwa daerah tersebut banyak mengandung fluida.

Sebenarnya, apakah yang menyebabkan gempa bisa terjadi pada daerah yang mengandung fluida?
Gempa yang sama juga terjadi pada wilayah sesar Yamazaki (sejajar Palung Sagami, atau batas lempeng Pasifik dan lempeng Laut Filipina), bahwa hiposenternya juga berada pada daerah yang mengandung fluida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar